Selasa, 07 Februari 2012

LAPORAN GOLONGAN DARAH DAN KONTRAKSI OTOT


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
            Biologi adalah ilmu tentang kehidupan yang sudah berakar dalam diri manusia dari kecenderungan manusia yang merasa mepunyai dengan ketertarikan pada semua bentuk kehidupan. Dengan mempelajari kehidupan, kita akan terdorong masuk kedalam laboratorium guna mengamati lebih dekat lagi bagaimana bentuk kehiddupan. Biologi juga mengajak kita memasuki dunia yang dihuni oleh dasar organisme. Selain itu ruang lingkup biologi juga sangat luas sehingga kita dikenalkan dengan penggolongan darah dan kontraksi otot.
            Pengenalan teori saja dirasa kurang cukup untuk menunjang mata kuliah biologi untuk itu dengan diadakannya praktikum ini guna untuk mengetahui lebih dalam tentang pengolongan darah dan kontraksi otot karena kedua bahan praktikum ini mempunyai hubungan yang sangat erat dalam proses kehidupan organisme.
1.2 Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian darah dan fungsi darah?
2.      Apa saja macam-macam golongan darah berdasarkan aglutinin dan aglutinogen?
3.      Apa pengertian otot dan fungsi otot?
4.      Apa saja macam-macam otot pada organisme?
5.      Bagaimana sebab-sebab terjadinya kontraksi otot?
1.3 Tujuan
1.      Mengetahui pengertian darah dan fungsi darah.
2.      Mengetahui macam-macam golongan darah berdasarkan aglutinin dan aglutinogen.
3.      Mengetahui pengertian otot dan fungsi otot.
4.      Mengetahui macam-macam otot pada organisme.
5.      Mengetahui sebab-sebab terjadinya kontraksi otot.


BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Golongan Darah
            Darah dapat dipandang sebagai jaringan penyambung terspesialisasi yang dibentuk dari sel-sel bebas dan suatu matrik yang cair (plasma). Sel-sel darah berkembang dalam jaringan retikuler organ-organ pembentuk darah dam masuk kedalam aliran darah sebagai sel-sel yang sepenuhnya telah terbentuk . sedangkan unsur-unsur structural darah terdiri dari eritrosit, leukosit dan trombosit. Bersama-sama mereka sama banyaknya dengan plasmanya (Gerrit,1998: 97).
            Darah merupakan cairan yang beredar dalam pembuluh darah. Adapun  fungsi darah adalah sebagai alat pengangkut oksigen dan sari makanan keseluruh tubuh dan mengangkut sisa oksidasi kealat pengeluaran, menjaga suhu tubuh tetap. Mengedarkan air dan hormone, sebagai alat pertahanan, dan mengatur keseimbangan asam basa (Kimball, 1994: 520).
            Darah manusia terdiri atas dua komponen yaitu plasma darah dan sel-sel darah. Plasma darah masih mengandung fibrinogen sehingga masih dapat membeku sedangkan serum darah sudah tidak mengandung fibrinogen sehingga tidak akan terjadi pembekuan (Sumarjito, 2002: 134).
            Plasma darah berguna dalam pengaturan tekanan osmosis darah sehingga jumlah dalam tubuh akan diatur dan bertugas membawa sari-sari makanan, sisa metabolisme dan hasil sekresi. Sedangkan sel-sel darah adalah sel-sel yang hidup. Bagian utama dari sel-sel darah yaitu sel darah merah (eritrosit) yang berfungsi mengikat oksigen karena adanya hemoglobin dan dapat mengkatalisis reaksi antara karbondioksida dan air. Sel darah putih (leukosit) yang berfungsi untuk membantu pertahanan tubuh terhadap infeksi dan bersifat ameboia dan dapat meninggalkan pembuluh darah yang masuk kejaringan. Trombosit (keeping darah) yang berfungsi sebagai system pertahanan darah yaitu dalam proses pembekuan darah (Kimball, 1994: 515-519).
            Dr. landsteiner seorang ahli ilmu morfologi dan patologi dari Austria membagi golongan darah menjadi empat berdasarkan antigen (aglutinogen) dan antibody (aglutinin) dalam darah. Golongan darah manusia dibedakan berdasarkan komposisi agglutinin dan aglutinogen. Aglutinogen adalah antigen dalam sel yang membuat sel peka terhadap aglutinasi (penggumpalan darah). Ada dua jenis antigen yaitu tipe A dan tipe B. sedangkan agglutinin adalah substansi yang menyebabkan aglutinasi sel (Bambang, 2004: 67).
            Darah digolongkan menjadi empat macam untuk tujuan tranfusi darah yaitu A, B, AB dan O. bila pada sel darah merah tidak ada aglutinogen A atau B darah digolongkan O, bila hanya terdapat aglutinogen A darah digolongkan A. bila terdapat aglutinogen B darah digolongkan B. bila terdapat aglutinogen A dan B darah digolongkan AB  (Sumarjito, 2002: 135).
            Bila darah seorang yang difusi dicampur dengan serum agglutinin A dan mengalami pengumpalan maka kemungkinan  akan terjadi golongan darah orang tersebut A atau AB. Bila penggumpalan tidak terjadi, kemungkinana akan terjadi golongan darah B dan O. dan apabila dengan serum anti agglutinin terjadi penggumpalan kemungkinan golongan darah B atau AB. Akan tetapi, bila tidak terjadi penggumpalan kemungkinannya adalah golongan darah A atau O  (Bambang, 2004: 68-70).
Table golongan darah :
Golongan darah
aglutinogen
aglutinin
A
A
b
B
B
a
AB
AB
-
O
-
ab

Tranfusi darah yang terjadi :
Donor
Resipien
A
B
AB
O
A
-
+
+
-
B
+
-
+
-
AB
-
-
-
-
O
+
+
+
-

2.2 Kontraksi Otot
            Kemampuan suatu organisme untuk bereaksi terhadap suatu perubahan didalam lingkungannya memerlukan adanya tiga komponen yaitu pertama, harus ada rangsangan, rangsangan ini merupakan suatu struktur yang mampu mendeteksi sejenis perubahan tertentu didalam lingkungan dengan suatu syarat yaitu implus saraf pada sel saraf yang melekat. Kedua, koordinasi saraf terdiri atas penghantar implus yakni saraf itu sendiri dan saraf terhubung atas berkas serabut penghubung yang disebut akson. Serabut ini merupakan sel-sel khusus yang memanjang dan meluas yang disebut neuron. Neuron dibagi menjadi dua yaitu neuron sensorik yang berfungsi meneruskan implus dari reseptor rangsang kesaraf pusat. Sedangkan neuron motorik berfungsi meneruskan implus dari system saraf pusat kebagian tubuh yang akan melakukan. Ketiga, kordinasi saraf terdiri atas efektor. Efektor merupakan struktur yang melakukan aksi sebagai respon terhadap implus yang sampai melalui neuron motorik (Kimball, 1994: 640).          
Gerak reflek merupakan suatu respon terhadap rangsangan yang memerlukan reseptor stimulus yang mengawali implus saraf dalam neuron sensorik. Panas merupakan radiasi panjang gelombang yang lebih lama dari pada panjang gelombang cahaya. Karena kulit banyak mengandung neuron sensorik yang sebagian besar dihubungkan dengan struktur reseptor khusu (Gerrit,1998: 105).
            Otot merupakan alat gerak aktif karena kemampuannya berkontraksi. Otot akan memendek jika sedang berkontraksi dan akan memanjang jika bereaksi. Otot mempunyai tiga karakter yaitu pertama, kontraksibilitas yaitu kemampuan otot untuk memendek terjadi jika otot melakukan kegiatan. Kedua, ektensibilitas yaitu kemampuan otot untuk memanjang. Ketiga, elastisitas yaitu kemampuan otot untuk kembali pada ukuran semula (Bambang, 2004: 52-53).
            Pada  hewan terdapat tiga macam otot yaitu otot jantung yaitu otot yang menyusun bagian dinding jantung yang kontraktil dan pemompaan darah. Otot polos yaitu otot yang terdapat pada dinding semua organ tubuh yang berlubang danm berfungsi untuk mengubah dinding organ-organ berongga. Otot kerangka yaitu otot yang bersambungan dengan kerangka tubuh yang berkaitan dengan gerakan badan (Gerrit, 1998: 105-107).
            Kerja otot pada dasarnya tersusun atas dua macam filamen yaitu filament aktin dan filament myosin. Selama berkontraksi filament-filamen tipis aktin terikat pada dua garis yang bergerak ke pita A. meskipun filament-filamen tersebut tidak bertambah banyak namun gerak gesekan itu mengakibatkan perubahan dalam penampilan sarkomer yaitu penghapusan sebagian atau seluruhnya garis H (Sumarjito, 2002: 175).
            Sifat kerja otot dibedakan atas antagonis dan sinergis. Antagonis adalah kerja otot yang kontraksinya menimbulkan efek gerak berlawanan. Sedangkan sinergis adalah otot-otot yang kontraksinya menimbulkan gerak searah  (Bambang, 2004: 55).
            Kontraksi suatu otot terjadi karena adanya gerakan geser jajaran filament-filamen tebal dan filament-filamen tipis yang tumpang tindih. Dan energi yang disediakan oleh ATP untuk berkontraksi yang pada gilirannya diberikan oleh respirasi seluler. Kontraksi otot dipengaruhi oleh beberapa factor. Pertama, meningkatnya kekuatan kontraksi berulang kali pada serabut otot yang dikarenakan stimulasi yang berurutan dan berseling. Kedua, kontraksi dengan kekuatan berbeda yang merupakan hasil penjumlahan dari summasi unit berganda dan summasi bergelombang. Ketiga, kapasitas kerja karena pekerjaan itu sendiri. Keempat, peningkatan frekuensi stimulasi dengan cepat sehingga tidak ada peningkatan tegangan kontraksi (Sakina, 2005: 49-50).



BAB III
METODE PRAKTIKUM
    
3.1 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum biologi umum tentang penggolongan darah dan kontraksi otot dilaksanakan pada tanggal 2-11-2009, tepatnya mulai pukul 11.00 sampai pukul 14.00 dan tempatnya berada digedung sains dan teknologi lantai satu dilaboratorium biologi.
3.2 Alat dan Bahan Praktikum
3.2.1 Alat
Alat-alat yang digunakan pada pengamatan golongan darah adalah objek glass, jarum peniti, dan jarum sentil.
Alat-alat yang digunakan pada pengamatan kontraksi otot adalah gunting, silet, tali rafia, jarum peniti, pemanas (api), papan berbentuk kubus.
3.2.2 Bahan
            Bahan yang digunakan pada pengamatan golongan darah adalah darah, serum anti A dan serum anti B.
            Bahan yang digunakan pada pengamatan kontraksi otot pada katak adalah katak, NaCl, H2SO4, dan asam asetat.
3.3 Cara Kerja Praktikum
3.3.1 Golongan Darah
1.      Tangan ditusuk dengan jarum sentil kemudian diambil dua tetes darah dan diletakkan diatas objek glass.
2.      Ditetesi dengan serum anti A dan serum anti B.
3.      Diaduk dengan jarum peniti kemudian diamati jenis golongan darah tersebut.
3.3.2 Kontraksi Otot
1.      Katak dibius dan diletakkan pada papan kubus dan kakinya ditusuk dengan jarum peniti.
2.      Diambil otaknya, dikelupas kelitnya dan digantung kepalanya.
3.      Ditetesi NaCl fisiologis 0,9% pada bagian paha.
4.      Distimulus dengan jarum yang sudah dipanaskan kemudian ditetesi asam asetat pada bagian paha.
5.      Sumsum tulang belakang dirusak dengan ditusuk-tusuk menggunakan jarum kemudian ditetesi NaCl fisiologis 0.9% pada bagian paha.
6.      Distimulus dengan jarum yang sudah dipanaskan kemudian ditetesi asam asetat pada bagian pahanya.
7.      Dicari yang mengkoordinasi gerak reflek pada katak.



BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan
4.1.1 Pengamatan Golongan Darah
Anti A
Anti B
Golongan Darah
+
-
+
-
-
+
+
-
A
B
AB
O
Keterangan
+  = menggumpal
-    = tidak menggumpal
4.1.2 Data Golongan Darah Kelas B
Kelompok
Nama
Anti A
Anti B
Golongan Darah
1
Kamil
Lala
+
-
A
-
-
O
2
Dhita
Musyarofah
+
-
A
-
+
B
3
Malik
Deasy
-
+
B
-
+
B
4
Wahyudi
Liya
-
-
O
-
+
B
5
Haqi
Huzaimah
+
-
A
+
-
A
6
Maqin
Robi’ah
+
+
AB
-
+
B
7
Uud
Afi
-
-
O
-
+
B
8
Yusuf
Lismi
-
-
O
+
-
A

4.1.3 Pengamatan Kontraksi Otot pada Katak
Organ Yang dihilangkan
Macam-macam Pacuan
NaCl
Panas
Asam Astat
Otak
Kontraksi lemah
Sedang
Kuat
Sumsum tulang belakang
Tidak ada kontraksi
-
-

4.2 Pembahasan
4.2.1 Golongan Darah
Pada praktikum ini pengamatan terhadap golongan darah. Apabila orang dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen (aglutinogen) A dipermukaan membrane selnya dan menghasilkan abntibodi (agglutinin) terhadap antigen B dalam serum darahnya. Sehingga orang dengan golongan darah A negative hanya dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah A negative dan O negative.
            Orang dengan golongan darah B memiliki antigen (aglutinogen) B pada permukaan sel darah merahnya dan menghasilkan antibody terhadap antigen A dalam serum darahnya. Sehingga orang dengan golongan B negatif  hanya dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah B negative atau O negative. 
            Orang dengan golongan darah AB memiliki ael darah merah dengan antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibody terhadap antigen A dan B. sehingga orang dengan golongan darah AB positif hanya dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah ABO yang biasanya disebut juga resipien universal. Karena orang yang bergolongan darah AB positif biasanya tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama golongan darah AB positif.
            Orang dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen tetapi memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B, sehingga orang dengan golongan darah O negatif dapat mendonorkan darahnya kepada semua orang dengan golongan darah ABO yang biasanya disebut donor universal. Karena orang yang bergolongan darah O negative hanya dapat menerima darah dari sesama orang yang bergolongan darah O negative.
            Secara umum golongan darah O banyak dijumpai di masyarakat dan golongan darah A lebih dominan karena antigen (aglutinogen) A lebih umum dijumpai dari pada antigen (aglutinogen) B karena golongan darah AB memerlukan keberadaan dua antigen A dan B dan golongan darah AB yang paling jarang dijumpai.
4.2.2 Kontraksi Otot
            Pada pengamatan pertama katak diambil otaknya dan dikuliti kemudian ditetesi dengan NaCl fisiologi 0.9% agar otaknya tidak rusak kemudian paha dari katak tersebut distimulus dengan jarum yang sudah dipanaskan ternyata otot pada katak tersebut masih berkontraksi padahal tidak ada otaknya, berarti otak pada katak tidak berpengaruh pada gerak reflek katak.
            Pada pengamatan kedua sumsum tulang belakang pada katak dirusak dengan jarum kemudian ditetesi dengan NaCl fisiologo 0,9% pada bagian paha katak dan distimulus dengan jarum yang sudah dipanaskan ternyata otot paha yang distimulus tidak berkontraksi. Ini berarti otot pada katak hanya dapat berkontraksi ketika ada sumsum tulang belakang yang mengendalikannya,,,.
            Dapat disimpulkan bahwa gerak reflek pada katak ternyata tidak dipengaruhi oleh otak tetapi dipengaruhi oleh sumsum tulang belakang. Dini terjadi karena adanya gerakan gesernya filament-filamen tebal yang disebut dengan myosin dan filament-filamen tipis yang disebut dengan aktin yang saling tumpang tindih. Dan energi yang disediakan oleh ATP untuk berkontraksi diberikan oleh respirasi seluler. Kontraksi otot pada katak ini dipengaruhi oleh beberapa factor yaitu meningkatnya kekuatan berkontraksi berulang kali ketika distimulus dengan jarum yang dipanaskan sehingga pada serabut otot mengalami pergerakan, berkontraksi karena pekerjaan itu sendiri, dan dikarenakan peningkaatan frekuensi stimulasi dengan cepat sehingga tidak ada peningkatan tegangan kontraksi.


BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
            Darah merupakan cairan yang beredar dalam pembuluh darah. Yang berfungsi sebagai alat pengangkut oksigen dan sel-sel makanan keseluruh tubuh, mengangkut sisa oksidasi kealat pengeluaran, menjaga suhu tubuh tetap, mengedarkan air dan hormone, sebagai alat pertahanan dan mengatur keseimbangan asam basa. Bagian-bagian utama pada darah yaitu sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit) dan keeping darah (trombosit). Darah digolongkan menjadi empat macam untuk tranfusi darah yaitu A,B,AB dan O. dari keempat golongan darah tersebut disusun berdasarkan antigen(aglutinogen) dan antibody (agglutinin). Antigen (aglutinogen adalah antigen dalam sel yang membuat sel peka terhadap aglutinasi (penggumpalan darah).dan ada dua jenis antigen yaitu anti A dan anti B. sedangkan antibody (agglutinin) adalah substansi yang menyebabkan aglutinasi sel.
            Otot merupakan alat gerak aktif karena kemampuannya berkontraksi. Otot akan memendek jika sedang berkontraksi dan akan memanjang jika bereaksi. Otot dibagi menjadi tiga yaitu otot jantung, otot polos dan otot kerangka. Dan sifat kerja otot dibedakan atas antagonis dan sinergis. Antagonis adalah kerja otot yang kontraksinya menimbulkan efek gerak dan berlawanan. Sedangkan sinergis adalah otot-otot yang kontraksinya menimbulkan gerak searah.
5.2 Saran
Diharapkan pada waktu praktikum semua peralatan dan perlengkapan dilengkapi supaya tidak menghambat jalannya waktu dan diharapkan untuk tepat waktu pada waktu praktikum.
Kerjakanlah sesuatu yang dapat kamu kerjakan sekarang maksudnya diharapkan kepada asisten waktu mengoreksi laporan untuk dipercepat karena dikhawatirkan ada yang revisi.


DAFTAR PUSTAKA

Bevelander Gerrit, Dkk. 1998. Dasar-Dasar Histologi. Jakarta: Erlangga.
Ed. Sumarjito. 2002. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Kimball W. John. 1994. Biologi jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Sakina. 2005. Biologi Vertebrata. Malang: UM Press.
S. Bambang. 2004. Biologi. Jakarta: Erlangga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar